Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Liburan ke China: Pengalaman Tak Terlupakan dan Transaksi yang Kini Lebih Bersahabat

    14 June 2025

    Siem Reap: Petualangan yang Lebih dari Sekadar Candi Kuno

    13 June 2025

    Menyusuri Kegelapan Bran Castle: Catatan Ghost Hunter dari Jantung Transylvania

    12 June 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram Vimeo
    dtravelcurrency.com
    Subscribe Login
    • Home
    • Panduan Travel
    • Destinasi Spesifik
      1. Indonesia
      2. International
      3. View All

      Ryan Reynolds, Blake Lively Arrive at Film Festival

      14 January 2021
      8.9

      Review: Mobile Carriers Eying on 5G Rollout in Generation Z Models

      13 January 2021

      New Samsung Galaxy Receives Wi-Fi Certifications

      13 January 2021

      Digital Calendars & Organizers to Get You Organized in 2021

      13 January 2021

      Kuliner Legendaris Bandung 2025: Rahasia Kelezatan Warung Tua yang Bertahan Puluhan Tahun

      13 April 2025

      10 Kafe Vintage di Bandung yang Wajib Dikunjungi untuk Pengalaman Nostalgia Unik

      28 March 2025

      Let’s Flip Again: Skateboards Take Off For a New Generation

      14 January 2021

      Latest View on Food Cultures: Sharing, not Snatching

      14 January 2021

      Bose Line of Products on the Show: Showroom Open Now in Dubai

      14 January 2021

      Airlines Face Billions in Losses As COVID will Wipe Out Even More Flights

      14 January 2021

      Asimo Robot Unveils a New Tool For Simple Robot Programming

      14 January 2021
      72

      Our Review: Tesla’s Sales Goals Focus for Fourth-Quarter Earnings

      14 January 2021
    • Contact
    • About us
    dtravelcurrency.com
    • Home
    • Politics
    • Business
    • Technology
    • Buy Now
    Home»Health»Cerita dari Ujung Dunia: Hidup di Kutub Utara
    Health

    Cerita dari Ujung Dunia: Hidup di Kutub Utara

    masterlimaBy masterlima9 June 2025No Comments4 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp VKontakte Email
    Kutub Utara
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Saya selalu penasaran bagaimana rasanya hidup di tempat yang nggak kenal musim seperti kita. Tempat di mana malam bisa berlangsung selama berbulan-bulan, dan siangnya pun kadang seperti senja panjang yang nggak pernah terang betul. Kutub Utara. Tempat yang sering cuma muncul di buku geografi, tapi ternyata jadi rumah bagi ribuan orang.

    Table of Contents

    • Bukan Cuma Bongkahan Es Kutub Utara
    • Hidup di Tengah Salju? Bisa, Asal Tahu Caranya
    • Makanan? Bukan Ayam Geprek
    • Gelap dan Sepi, Tapi Bukan Mati
    • Ada Sekolah, Ada Pasar, Ada Kehidupan
    • Wisata Ekstrem dan Ilmuwan Penasaran
    • Cerita yang Saya Ingat
    • Es yang Mencair, Budaya yang Menyusut
    • Tapi Manusia Selalu Menyesuaikan Diri
    • Penutup

    Bukan Cuma Bongkahan Es

    Banyak orang pikir Kutub Utara itu cuma lapisan es, tak berpenghuni. Tapi kenyataannya? Di sepanjang garis Lingkar Arktik, ada kota, desa, dan komunitas yang sudah lama menetap. Saya pernah lihat dokumenter tentang Longyearbyen, kota kecil di Norwegia yang katanya paling utara di dunia. Penduduknya santai-santai aja tinggal di sana, meski matahari bisa ‘libur’ dua bulan penuh.


    Hidup di Tengah Salju? Bisa, Asal Tahu Caranya

    Kutub Utara

    Saya coba bayangkan bangun tidur, lihat keluar jendela, dan semua putih. Bukan salju tipis kayak di Eropa, tapi es tebal, udara tajam, dan suhu minus dua digit. Di tempat kayak gitu, kamu gak bisa ngandelin heater aja. Harus tahu cara pakai pakaian lapis-lapis, harus tahu kapan harus gerak dan kapan diam. Masyarakat lokal seperti Inuit atau Nenets udah ngerti betul cara menghadapi itu semua. Nenek moyang mereka udah ribuan tahun tinggal di sana, jadi mereka nggak panik meski cuaca turun drastis.


    Makanan? Bukan Ayam Geprek

    Mereka nggak makan nasi dan sambal kayak kita. Di sana, makanannya sederhana tapi kaya energi. Daging rusa kutub, ikan mentah, kadang jeroan yang kita biasa buang. Tapi mereka menghormati makanan itu. Karena di tengah kondisi dingin ekstrem, kamu nggak bisa pilih-pilih. Yang penting hangat, bergizi, dan bisa bantu bertahan hidup.


    Gelap dan Sepi, Tapi Bukan Mati

    Salah satu hal yang paling susah mungkin bukan cuma dinginnya, tapi kesepian dan kegelapan panjang. Saya pernah baca kisah seorang peneliti yang tinggal di stasiun Arktik. Katanya, setelah minggu keempat tanpa matahari, orang mulai ngobrol dengan diri sendiri. Bukan gila, tapi lebih ke butuh teman bicara, walau cuma bayangan. Tapi yang tinggal di sana udah terbiasa. Mereka punya ritual, punya keluarga, dan tahu gimana caranya mengisi waktu tanpa harus tergantung gadget. Kutub Utara


    Ada Sekolah, Ada Pasar, Ada Kehidupan

    Jangan bayangkan semuanya liar. Di beberapa wilayah seperti Nunavut (Kanada) atau Svalbard (Norwegia), ada sekolah dasar, toko kelontong, bahkan bar! Saya kaget waktu tahu itu. Ternyata walaupun tinggal di suhu minus 30-an, mereka tetap punya kegiatan komunitas. Anak-anak main salju, orang dewasa memancing atau berburu, dan malamnya… ya, ngobrol sambil minum coklat panas.


    Wisata Ekstrem dan Ilmuwan Penasaran

    Buat orang luar, Kutub Utara jadi tujuan wisata ekstrem. Ada yang naik kapal pemecah es dari Rusia, ada juga yang terbang ke Svalbard buat lihat beruang kutub. Tapi yang lebih sering ke sana justru para peneliti. Mereka datang buat ngukur lapisan es, melacak hewan, dan mempelajari iklim. Karena katanya, perubahan kecil di Kutub bisa berarti bencana besar buat planet ini.


    Cerita yang Saya Ingat

    Saya pernah baca cerita dari warga lokal di Alaska. Katanya, pernah suatu hari ada rombongan turis yang datang hanya buat ‘nonton malam’—artinya, menikmati malam panjang tanpa cahaya. Mereka kaget karena merasa suasananya menekan. Tapi warga lokal cuma ketawa. “Kalian pikir gelap itu mengerikan? Bagi kami, itu normal. Justru ketika lampu kota terlalu terang, kami malah nggak bisa tidur.”


    Es yang Mencair, Budaya yang Menyusut

    Sayangnya, es di Kutub Utara makin hari makin menipis. Dan itu bukan cuma soal kehilangan daratan es. Itu juga soal hewan-hewan yang kehilangan habitat, dan masyarakat lokal yang kehilangan jalur tradisional berburu mereka. Banyak tradisi yang harus berubah. Beberapa desa bahkan harus pindah karena tanahnya nggak bisa ditinggali lagi. Sedih, karena di balik cerita dingin ini, ada kehangatan budaya yang sedang pelan-pelan memudar.


    Tapi Manusia Selalu Menyesuaikan Diri

    Yang bikin saya kagum, meski dunia berubah, orang-orang di Kutub Utara tetap bertahan. Mereka tidak minta dikasihani. Mereka cuma ingin didengar. Bahwa hidup mereka valid. Bahwa gaya hidup mereka—meski tampak jauh dari “kemajuan”—punya nilai dan kearifan sendiri.


    Penutup

    Kutub Utara mungkin jauh, asing, dan ekstrem buat kebanyakan dari kita. Tapi di balik udara dingin dan langit gelapnya, ada kehidupan yang hangat. Ada cerita tentang bagaimana manusia bisa beradaptasi di tempat yang tampaknya tak layak huni. Dan mungkin, justru dari sanalah kita bisa belajar—tentang kesederhanaan, ketangguhan, dan hubungan yang erat dengan alam.

    Kemana Harus Pergi? Negara-Negara yang Ramah Currency dan Bikin Liburan Makin Nyaman
    dtravelcurrency lifestyle
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp Email
    Previous ArticleKemana Harus Pergi? Negara-Negara yang Ramah Currency dan Bikin Liburan Makin Nyaman
    Next Article Catatan Perjalanan ke Aokigahara: Saat Sunyi Jadi Teman Bicara
    masterlima
    • Website

    Related Posts

    Catatan Perjalanan ke Aokigahara: Saat Sunyi Jadi Teman Bicara

    10 June 2025

    Kemana Harus Pergi? Negara-Negara yang Ramah Currency dan Bikin Liburan Makin Nyaman

    8 June 2025

    “Tinggal Seperti Lokal di Korea Selatan” – Pengalaman Nyaman, Aman, dan Berkesan Bersama Airbnb Kami

    7 June 2025

    Perjalanan dan Keuangan Aman ke Jepang Pulang Pergi, Cara Tukar Uang Bijak

    4 June 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Our Picks

    Remember! Bad Habits That Make a Big Impact on Your Lifestyle

    13 January 2021

    The Right Morning Routine Can Keep You Energized & Happy

    13 January 2021

    How to Make Perfume Last Longer Than Before

    13 January 2021

    Stay off Social Media and Still Keep an Online Social Life

    13 January 2021
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Don't Miss
    Travel

    Liburan ke China: Pengalaman Tak Terlupakan dan Transaksi yang Kini Lebih Bersahabat

    By masterlima14 June 20250

    Saya masih ingat jelas pertama kali mendarat di Bandara Pudong, Shanghai. Udara pagi terasa dingin…

    Siem Reap: Petualangan yang Lebih dari Sekadar Candi Kuno

    13 June 2025

    Menyusuri Kegelapan Bran Castle: Catatan Ghost Hunter dari Jantung Transylvania

    12 June 2025

    Festival Songkran di Thailand: Perayaan Air, Budaya, dan Kemudahan Bagi Wisatawan Asing

    11 June 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    © 2025 dtravelcurrency. Designed by dtravelcurrency.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?