Saya masih ingat jelas pertama kali mendarat di Bandara Pudong, Shanghai. Udara pagi terasa dingin tapi menyegarkan, dan papan penunjuk jalan yang didominasi huruf Mandarin langsung membuat saya sadar: ini bukan sekadar liburan biasa. Ini petualangan. Tapi satu hal yang bikin saya cukup tenang? Urusan uang dan transaksi di China ternyata sekarang lebih mudah dari yang saya kira.
Sebagai traveler dari Asia Tenggara, saya sempat khawatir soal mata uang, pembayaran, dan adaptasi. Tapi ternyata, dengan sedikit persiapan, semuanya bisa jadi lancar. Jadi, buat Anda yang sedang mempertimbangkan China sebagai tujuan liburan berikutnya, berikut beberapa rekomendasi destinasi menyenangkan—plus pengalaman soal currency dan cara bayar selama di sana.
Table of Contents
1. Shanghai: Kota Megapolitan dengan Rasa Masa Depan

Shanghai itu gila. Dalam arti yang baik. Dari saat Anda keluar stasiun kereta cepat atau bandara, nuansa modern langsung terasa. Gedung tinggi berjejer, lampu neon menyala bahkan di siang hari, dan suara kendaraan listrik nyaris tanpa bunyi membuat kota ini terasa seperti masa depan.
Tapi jangan salah, Shanghai tetap menyimpan pesona klasik. Menyusuri kawasan The Bund saat sore, melihat siluet bangunan kolonial di satu sisi dan menara futuristik di sisi lain, adalah pengalaman yang tidak bisa digantikan.
Soal uang dan transaksi?
Saya pakai Alipay versi turis, daftar hanya butuh paspor dan kartu debit internasional. Cukup sekali input, dan bisa dipakai untuk:
- Bayar makanan di food court
- Belanja oleh-oleh
- Naik subway, bahkan beli air mineral di vending machine
Satu hal yang perlu dicatat: beberapa tempat memang masih tidak terima tunai. Jadi, punya aplikasi dompet digital jadi sangat membantu.
2. Guilin dan Yangshuo: Alam yang Seolah Dilukis Tangan Tuhan
Dari hingar-bingar kota besar, saya pindah ke Guilin dan Yangshuo—dua wilayah yang terasa seperti antitesis Shanghai. Pegunungan kapur berdiri gagah di kejauhan, Sungai Li mengalir tenang, dan udara pagi di sana bisa bikin Anda lupa kalau sedang di China modern.
Saya naik rakit bambu sambil ditiup angin sore, ditemani pemandu lokal yang walau minim bahasa Inggris tetap ramah dan tulus. Pemandangan di sepanjang sungai begitu memesona hingga saya sempat lupa memegang ponsel.
Soal transaksi?
Di pedesaan seperti ini, tunai masih diperlukan. Saya tukar uang dari Yuan di kota sebelumnya. Tapi untuk hotel dan restoran besar di pusat kota Guilin, Alipay masih bisa dipakai. ATM ada, tapi tidak semua support kartu asing. Jadi bawa cadangan uang fisik tetap penting.
3. Beijing: Perpaduan Kemegahan Kekaisaran dan Kota Modern
Beijing seperti kota yang ingin menunjukkan ke dunia bahwa sejarah dan kemajuan bisa berjalan beriringan. Di satu sisi, Anda bisa berdiri di tengah halaman luas Kota Terlarang, merasa kecil di hadapan sejarah ribuan tahun. Di sisi lain, Anda bisa menyeruput kopi di kafe modern di Sanlitun atau belanja pakaian trendi di Wangfujing.
Saya naik subway ke Tembok Besar China dari pusat kota. Naik dan turun tangga batu tua yang tak berujung terasa seperti napak tilas peradaban. Tapi begitu sampai puncak, semua lelah terbayar.
Soal uang?
Beijing sangat mendukung pembayaran digital. Saya naik kereta, masuk tempat wisata, beli minuman, semua lewat QR code. Bahkan beberapa penjaga warung di pinggir taman juga punya QR sendiri. Kartu debit asing saya konek langsung lewat Alipay, dan tidak ada kendala berarti.
4. Harbin: Negeri Salju dan Istana Es
Jika Anda datang di musim dingin, Harbin adalah tempat yang tidak boleh dilewatkan. Saat itu suhu minus 20 derajat, tapi suasananya luar biasa. Bayangkan berjalan di antara bangunan raksasa dari es yang menyala warna-warni di malam hari. Festival Salju Harbin adalah salah satu hal paling memukau yang pernah saya lihat.
Hotel saya punya penghangat lantai, dan setiap malam saya minum teh hangat sambil melihat salju turun perlahan dari jendela.
Mata uang dan transaksi?
Karena ini kota festival, banyak turis lokal dan internasional. Mayoritas merchant besar menerima pembayaran kartu kredit, tapi untuk pedagang kecil yang menjual sarung tangan atau kaus kaki di pinggir jalan, tunai lebih disukai. Tapi tetap, Alipay jadi andalan utama.
5. Sanya, Hainan: Liburan Tropis Ala Tiongkok
Kalau Anda lebih suka pantai dan sinar matahari, pulau Hainan adalah jawaban. Di sini, pasir putih dan laut biru jadi suguhan utama. Sanya, kota utamanya, punya banyak resor mewah, restoran seafood, dan aktivitas laut seperti diving dan snorkeling.
Saya habiskan dua hari hanya duduk di pantai, membaca, dan menikmati kelapa muda sambil menonton matahari terbenam.
Kemudahan uang?
Sanya sangat “turis-friendly”. Semua hotel, restoran besar, dan toko oleh-oleh menerima kartu debit atau pembayaran digital. Namun jika Anda belanja di pasar lokal atau naik kendaraan sewa tradisional, siapkan uang tunai sekitar 300–500 Yuan. Itu cukup untuk jaga-jaga.
Bagaimana dengan Tukar Uang?
Bagi yang pertama kali ke China, ini mungkin jadi pertanyaan penting. Berdasarkan pengalaman pribadi:
- Saya tukar uang sebelum berangkat di money changer di Jakarta, karena kurs di bandara China cenderung lebih tinggi.
- Selalu simpan uang pecahan kecil, karena banyak toilet umum yang menjual tisu, atau restoran kecil yang tidak punya mesin pembayaran digital.
- Beberapa hotel menyediakan layanan tukar uang dengan kurs cukup bersaing.
Aplikasi yang Sangat Membantu
Kalau Anda ingin liburan tanpa ribet, unduh dulu:
- Alipay Tour Pass → untuk transaksi digital, bisa top-up dengan kartu internasional
- Google Translate (unduh bahasa Mandarin untuk offline)
- Baidu Maps → pengganti Google Maps
- Dianping → versi lokal TripAdvisor untuk cari tempat makan
Penutup: China, Sekarang Lebih Ramah Turis dari Sebelumnya
Saya tidak menyangka, negara yang dulu terkenal dengan sistem yang tertutup kini berubah menjadi negara dengan sistem transaksi digital paling canggih yang pernah saya temui. Dari kota besar sampai pedesaan, semuanya terhubung dengan QR code. Dan bahkan sebagai turis, kita tetap bisa ikut masuk ke dalam sistem itu dengan mudah.
Liburan saya ke China bukan hanya menyenangkan dari sisi destinasi, tapi juga dari kenyamanan transaksi. Tidak ada drama soal uang, tidak ada kerepotan tukar mata uang setiap hari. Cukup siapkan aplikasi, siapkan rencana, dan biarkan petualangan membawa Anda ke tempat-tempat yang luar biasa.
Siem Reap: Petualangan yang Lebih dari Sekadar Candi Kuno